Sunday, November 18, 2012

Kisah sang Tikus


Di sebuah perkampungan hiduplah
sepasang suami istri. Mereka
mempunyai kandang ternak yang
luas. Bermacam-macam hewan
ternak ada di dalamnya. Suatu ketika
seekor tikus mengintip di balik celah
tembok untuk mengamati sang
petani dan isterinya, saat membuka
sebuah bungkusan. Ada makanan
pikirnya? Tapi, dia terkejut sekali,
ternyata bungkusan itu bbrisi
perangkap tikus. Kemudian tikus itu
lari kembali ke ladang pertanian,
tikus itu menjerit memberi Tapi, bisa
Akhirnya mereka pun makan
bersama dengan bahagia.

Sifat manusia terkadang seperti Nona
Keledai, Nona Sapi dan lain
sebagainya, membutuhkan disaat
mereka dalam keadaan susah saja,

tetapi di saat teman dalam kesusahan
mereka tidak peduli. Apakah Kamu
masih seperti Nona Keledai, Nona
Sapi, Pak Kucing dan Ayam??



F. Kisah sang Tikus

Di sebuah perkampungan hiduplah
sepasang suami istri. Mereka
mempunyai kandang ternak yang
luas. Bermacam-macam hewan
ternak ada di dalamnya. Suatu ketika
seekor tikus mengintip di balik celah
tembok untuk mengamati sang
petani dan isterinya, saat membuka
sebuah bungkusan. Ada makanan
pikirnya? Tapi, dia terkejut sekali,
ternyata bungkusan itu bbrisi
perangkap tikus. Kemudian tikus itu
lari kembali ke ladang pertanian,
tikus itu menjerit memberi Tapi, bisa
peringatan; " Awas, ada perangkap
tikus di dalam rumah, hati-hati, ada
perangkap tikus di dalam rumah! "

Sang ayam dengan tenang berkokok
dan sambil tetap menggaruki tanah,
mengangkat kepalanya dan berkata,
" Ya maafkan aku Pak Tikus. Aku
tahu ini memang masalah besarbagi
kamu, tapi buat aku secara pribadi
tak ada masalahnya. Jadi, jangan
buat aku sakit kepala."

Tikus berbalik dan pergr menuju sang
kambing. Katanya, "Ada perangkap
tikus di'dalam rumah, sebuah
perangkap tikus di rumah!"

" Wah, aku menyesal dengar kabar
ini," si kambing menghibur dengan
penuh simpati,
" Tetapi tak ada sesuatu pun yang
bisa kulakukan kecuali berdoa.
Yakinlah, kamu sentiasa ada dalam
doa-doaku!" , :

Tikus kemudian berbelok ke
lembu.
" Oh?, sebuah perangkap tikus?

Jadi saya dalam bahaya besar ya ?"

kata lembu itu sambil ketawa,
berleleran liur.

Jadi tikus itu kembalilah ke rumah,
dengan kepala tertunduk dan merasa
begitu patah hati, kesal, dan sedih,
terpaksa menghadapi perangkap
tikus itu sendirian. Ia merasa

sungguh-sungguh sendiri.
Malam tiba, dan terdengar suara
bergema di seluruh rumah, seperti
bunyi perangkap tikus yang berjaya
menangkap mangsa. Isteri petani
berlari pergi melihat apa yang
terperangkap. Di dalam kegelapan
itu dia tak bisa melihat bahwa yang
terjebak itu adalah seekor ular
berbisa, ular itu sempat mematuk
tangan isteri petani itu. Petani itu
bergegas membawanya ke rumah
sakit.

Si istri kembali ke rumah dengan
tubuh menggigil, demam. Dan,
sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam
, obat pertama
adalah memberikan sup ayam segar
yang hangat. Petani itu pun
mengasah pisaunya, dan pergi ke
kandang, mencari ayam untuk
bahan supnya.
itu sungguh jahat, si istri tak
langsung sembuh. Banyak tetangga
yang datang membesuk, dan tamu
pun tumpah ruah ke rumahnya. Ia
pun harus menyiapkan makanan,
dan terpaksa, kambing di kandang
dia jadikan gulai. Tapi, itu tak cukup,
bisa itu tak dapat taHu}kan. Si istri

mati,'dan berpuluh orang datang
untuk mengurus pemakaman, juga
selamatan. Tak ada cara lain,lembu
di kandang pun dij adikan panganan,
banyak keburukan dari baiknya.

No comments:

Post a Comment