Sunday, November 18, 2012

Elang dan Kalkun


Di sebuah hutan hiduplah dua
binatang yang saling bersahabat.
Elang dan Kalkun adalah burung
yang menjadi teman yang baik. Di
manapun mereka berada, kedua
teman selalu pergi bersama-sama.
Tidak aneh bagi manusia untuk
melihat Elang dan Kalkun terbang
bersebelahan melintasi udara bebas.

Satu hari ketika mereka terbang,
kalkun berbicara pada Elang, "Mari
kita turun dan mendapatkan sesuatu
untuk dimakan. Perut saya sudah
lapar! ". Elang membalas,
"Kedengarannya ide yang bagus".

Jadi kedua burung melayang turun
ke bumi, melihat beberapa binatang
lain sedang makan dan memutuskan
bergabung dengan mereka. Mereka
mendarat dekat dengan seekor Sapi.
Sapi ini tengah sibuk makan jagung,
namun sewaktu memerhatikan
bahwa ada Elang dan Kalkun sedang
berdiri dekat dengannya, Sapi
berkata, "Selamat datang, silakan
mencicipi jagung manis ini".

Ajakan ini membuat kedua burung
ini terkejut. Mereka tidak biasa jika
ada binatang lain berbagi soal
makanan mereka dengan
mudahnya. Elang bertanya,
"Mengapa kamu bersedia
membagikan jagung milikmu bagi
kami?". Sapi menjawab, "Oh, kami
punya banyak makanan di sini. Tuan
Petani memberikan bagi kami apa
pun yang kami inginkan". Dengan
undangan itu, Elang dan Kalkun
menjadi terkejut dan menelan ludah.
Sebelum selesai, Kalkun
menanyakan lebih jauh tentang
Tuan Petani.

Sapi menjawab, "Ya, dia
menumbuhkan sendiri semua
makanan kami. Kami sama sekali
tidak perlu bekerja untuk makanan".
Kalkun tambah bingung, "Maksud
kamu, Tuan Petani itu memberikan
padamu semua yang ingin kamu
makan?". Sapi menjawab, "Tepat
sekali!. Tidak hanya itu, dia juga
memberikan pada kami tempat
untuk tinggal." Elang dan Kalkun
menjadi terkejut!. Mereka belum
pernah mendengar hal seperti ini.
Mereka selalu harus mencari
makanan dan bekerja untuk mencari

tempat tinggal.

Ketika datang waktunya untuk
meninggalkan tempat itu, Kalkun
dan Elang mulai berdiskusi lagi
tentang situasi ini. Kalkun berkata
pada Elang, "Mungkin kita harus
tinggal di sini. Kita bisa mendapatkan
semua makanan yang kita inginkan
tanpa perlu bekerja. Dan gudang
yang di sana cocok dijadikan sarang
seperti yang telah pernah bangun. Di
samping itu saya telah lelah bila
harus selalu bekerja untuk dapat
hidup."

Elang juga goyah dengan
pengalaman ini, "Saya tidak tahu
tentang semua ini. Kedengarannya
terlalu baik untuk diterima. Saya
menemukan semua ini sulit untuk
dipercaya bahwa ada pihak yang
mendapat sesuatu tanpa imbalan. Di
samping itu, saya lebih suka terbang
tinggi dan bebas mengarungi langit
luas. Dan bekerja untuk
menyediakan makanan dan tempat
tinggal tidaklah terlalu buruk.
Pada kenyataannya, saya
menemukan hal itu sebagai
tantangan menarik".

Akhirnya, Kalkun memikirkan
semuanya dan memutuskan untuk
menetap di mana ada makanan
gratis dan juga tempat tinggal. Namun
Elang memutuskan bahwa dia sangat
mencintai kemerdekaannYa
dibanding menyerahkannya begitu
saja. Ia menikmati tantangan rutin
yang membuatnya hidup. Jadi,
setelah mehgucapkan selamat
berpisah untuk teman lamanya Si
Kalkun,Elang menetapkan
penerbangan untuk petualangan
baru yang dia tidak ketahui
bagaimana ke depannya
Semuanya berjalan baik bagi Si
Kalkun. Dia makan semua yang ia
inginkan. Dia tidak pernah bekerja.
Dia bertumbuh menjadi burung
gemuk dan malas. Namun suatu
hari dia mendengar istri Tuan Petani
menyebutkan bahwa Hari'raya
Thanls Giving akan datang beberapa
hari lagi dan alangkah indahnya jika
ada hidangan Kalkun panggang
untuk makan malam. Mendengar
hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah
waktunya untuk pergi dari pertanian
itu dan bergabung kembali dengan
teman baiknya, si Elang.

Namun ketika dia berusaha untuk
terbang, dia menemukan bahwa ia
telah tumbuh terlalu gemuk dan
malas. Bukannya dapat terbang, dia
justru hanya bisa mengePak-
ngepakkan sayapnya.Akhirnya di Hari Thanks Giving
keluarga Tuan Petani duduk bersama
menghadapi panggang daging
Kalkun besar yang sedap.

Ketika kamu menyerah pada
tantangan hidup dalam pencarian
keamanan, kamu mungkin sedang
menyerahkan kemerdekaan

kamu...Dan Kamu akan
menyesalinya setelah segalanya
berlalu dan tidak ada keSEMPATAN
lagi...

Seperti pepatah kuno "selalu ada keju
gratis dalam perangkap tikus".

No comments:

Post a Comment