Sunday, November 18, 2012

belajar pada kupu-kupu


Kadang kala kita menganggap
bahwa ulat adalah sosok makhluk
yang begitu menjijikan dan
terbayang sebuah kerasukan, tidak
sedikit orang yang begitu geli dan
bahkan jijikbila melihat ulat. Belum
lagi, ulat adalah makhluk perusak
karena ketika makan tidak akan
berhenti sebelum yang dimakannya
habis, sehingga ulat begitu identik
dengan sifat-sifat yang kurang baik,
namun ketika ulat tersebut telah
menjadi kupu-kupu terlihat sebuah
keindahan dan keelokan ddrri
makhluk ciptaan Tuhan.
Makanannya pun serbuk sari dari
kuncup-kuncup bunga dan apa yang
dilakukan kuiru-kupu adalah sebuah

hal yang mulia karena dari kaki-
kakinya akan menyebarkan benih-
benih tumbuhan, serta terjadi
persilangan tumbuhan secara alami.

Ulat untuk menjadi kupu-kupu harus
terlebih dahulu menja4i kepompong,
itulah sebuah metamorfosa yang
harus dilewati dan kita tidak
mengalami Metamorfosa, dalam
artian fisik yang sesungguhnya,
tidak mengalami proses terlahir
serupa telur, menjadi ulat, menjadi
kepompong, lalu terlahir kembali
menjadi seperti kupu-kupu. Tetapi
sebenarnya, dengan sebuah
pemahaman bahwa manusia selalu
mengalami perubahan hidup itu iya
dan pasti. Ada sebuah proses
metamorfosa dapat terjadi pada
manusia secara psikologis pada
momen-momen tertentu dalam
kehidupan, y&ng menandai berbagai
macam perubahan. Baik perubahan
peran, perubahan kepribadian,
perubahan kualitas hidup, bahkan
perubahan

nasibnya. Setiap proses perubahan
yang terjadi, mengandung pilihan
bijak individu, untuk berubah
menjadi sosok yang lebih indah,
bagaikan kupu-kupu.

Ada satu pembeda antara manusia
dengan ulat di mana ulat tidak
memiliki pilihan, karena ia hanya
akan menjadi kupu-kupu. Akan
tetapi, manusia justru memiliki
kesempatan untuk memilih akan
menjadi manusia yang bagaimana
dan seperti apa. Proses inilah yang
merupakan sebuah metamorfosa
dalam diri manusia, menumbuhkan
motivasi dalam diri, mengambil
keputusan, menjalani proses belajar,
memaknai hidup dan menjadi
(seperti) kupu-kupu.



Ulat harus berubah menjadi
kepompong baru akan menjadi
kupu-kupu, sedangkan manusia lalrir
sebagai bayi berkembang yang
kemudian menjadi anak-anak terus
menginjak remaja berubah sebagai

manusia dewasa

untuk

mempersiapkan diri menghadapi hari
tuanya dengan sebuah kebahagiaan.
Yang dapat kita ambil dari hikmah
dalam sebuah metamorfosa ulat
menjadi kupu-kupu adalah sebagai
berikut:

1. Ulat, adalah sebuah makhluk
hidup yang ia gunakan hidup-
nya untuk makan dan makan
tanpa ada tindakan apa pun
selain menghabiskan apa yang
ia bisa makan. Sama halnya
dengan manusia ketika masih
bayi hingga anak-anak karena

masih

dalam

masa

pertumbuhan baik fi sik maupun
psikisnya, maka terkadang usia
bayi dan anak-anak adalah
masa-masa pembentukan jati
diri manusia.

2. Kepompongperubahandariulat
di mana ia tidak lagi makan,
akan tetapi sudah terbungkus
cangkang yang ia akan
berpuasa tidak bergerak untuk
bisa berubah menjadi kupu-
kupu, jika dalam kehidupan
manusia usia remaja hingga
dewasalah hal ini kita lakukan,
pada masa-masa remaja hingga
dewasa manusia mulai bisa
berpikir dan merenungkan akan
apa yang akan ia lakukan dan
perbuat untuk bisa menuju
sebuah kesuksesan hidup. Jika
memang ia habiskan waktu
remaja dan dewasanya untuk
foya-foya, bermalas-malasan,
atau hanya berdiam diri, maka
di hari tuanya nanti hanya
berbuah penyesalan, berbeda
jika masa remaja hingga dewasa
ia gunakan untuk belajar,
bekerja keras, terus termotivasi
untuk maju di hari tua kelak
kebahagian hakiki yang ia
peroleh.



3. Kupu-kupu sebuah makhluk
yang begitu indah dipandang
dan menyenangkan, sosok
kupu-kupu adalah buah dari
hasil perjuangan kepompong
dalam cangkang dan keluar
dengan susah payah yang
akhirnya memiliki sayap-sayap
indah untuk terbang. Demikian
halnya mdnusia jika kita bisa
memanfaatkan waktu remaja
dan dewasa dengan sebaik-
baiknya, di hari tua tidak akan
rugi karena tujuan hidup dapat
tercapai.

Maka jika kita ingin menjadi kupu-
kupu yang cantik, sanggupkah kita
menjalani metamorfosis kehidupan
seperti yang telah dilakukan oleh
kupu-kupu? Untuk menjadi kupu-
kupu yang carrtik penuh pesona,
sanggupkah kita menjalani
pengorbanan sebagai ulat yang
buruk rupa, kadang dihina dan
dijelek-jelekkan? Di saat tak ada yang
menghargai, mendukung atau
menolong kita, tapi kita harus tetap
melangkah dan terus melangkah
karena kita yakin tujuan akhir
perjalanan ini.

Kuatkah kita menghadapi berbagai
tempaan dan cobaan, derita, dan
kesendirian dalam kepompong yang
tak berdaya dan memintal
benangnya sendiri? Bersabar dalam


tempaan hidup, cobaan dan godaan,
menjalani proses dengan sebaik-
baiknya sebelum kita akhirnya lahir
menjadi diri yang baru, diri kita yang
sesungguhnya, diri yang indah dan
menebarkan keindahan di mana pun
kitaberada.
Proses metamorfosa sebuah malhluk
hidup berupa ulat untuk bisa menjadi
kupu-kupu ternyata diperlukan
sebuah perjuangan yang tidak
mudah dan ringan, akankah kita
sebagai manusia hanya akan
berserah dan berdiam diri saja untuk
mencapai sebuah tujuan dalam
hidup. Maka setidaknya untuk
mencapaitujuan dan cita-cita dalam
kehidupan kita, minimal kita harus
melakukan hal-hal berikut.

Pertama, menentukan tujuan secara
spefisik, begitu variatifnya tujuan
hidup kita menjadikan kita tidak
fokus akan apa yang menjadi
keinginan kita dalam hidup ini,
untuk lebih spesifiknya kita bisa
menentukan visi, misi, dan tujuan
dari kehidupan kita, karena ternyata
hanya S persen di antara

mereka yang memiliki tujuan yang
spesifik. Selebihnya hanya tujuan
yang ngambang yang tidakjelas cara
pencapaiannya. Seperti, tujuan hidup
adalah menjadi manusia yang
berguna untuk nusa, bangsa, dan
negara, menjadi manusia yang
bermanfaat, dan lain sebagainya.

Kedua, buat keputusan untuk
memulai melangkah dari langkah
pertama sampai langkah terakhir.
Punya tujuan hidup saja tanpa
memutuskan untuk mulai
melangkah tidak memiliki arti apa-
apa. Karena bisa saja kita hanya
terjebak pada niat kita ingin bertindak
A atau berbuat B. Akan tetapi tidak
segera melangkah, maka yang ada
hanya sebuah konsep tanpa
tindakan.

Ketiga, fleksibel dalam
menggunakan cara untuk mencapai
tujuan bukan berarti menghalalkan
segala cara. Satu cara bisa saja
berhasil dan bisa juga tidak berhasil
mencapai tujuan. Artinya, kalau satu

jalan berhasil mencapai tujuan kita
dapat menyumpulkan memang
itulah caranya. Namun apabila satu
cara belum berhasil, jangan cepat
putus asa. Ulangi kembali dengan
cara lain yang berbeda sampai
berhasil.

keempat, pahami hukum proses.
Hukum proses .mengatakan bahwa
untuk mencapai satu titik maka
diperlukan waktu tertentu. Bisa
cepat, bisa juga lambat. Dan ini
artinya, untuk mencapai satu tujuan
tertentu tidak ada istilah karbitan,
jalan pintas, karena semua butuh
sebuah proses yang harus dilalui
setiap tahapannya, tidak ada
kesuksesan tanpa mengerti sebuah
perjuangan dan kegagalan, tidak
akan merasa bahagia tanpa senang
memaknai rasa sedih dan duka.

Dan keempat langkah tersebut
tentunya harus disertai dengan doa
dan motivasi tinggi untuk bisa
mewujudkan apa yang akan kita
capai.


No comments:

Post a Comment